Kajian.Net

Belajar Bloging,Trik Facebook,Komputer,Internet,Hacking,Kajian Islam.

Hakekat JIL

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Ustadz Muhammad Arifin Badri.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa UAA melakukan semua ini? Atau mengapa ia dengan sengaja menutup mata kepala dan juga mati hatinya dari kenyataan yang sangat terang bahkan lebih terang dibanding sinar matahari di siang bolong seperti ini? Dan apa yang hendak ia dan kelompoknya capai?
Untuk mengetahui jawabannya, saya akan mengajak saudara-saudaraku kaum muslimin untuk sedikit menghayati beberapa firman Allah berikut ini:


وعد الله الذين آمنوا وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكننهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدلنهم من بعد خوفهم أمنا يعبدونني لا يشركون بي شيئا ومن كفر بعد ذلك فأولئك هم الفاسقون
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menggantikan (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam keadaan ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada menyekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq.” (QS. An Nur: 55)
Dan juga firman-Nya:

يأيها الذين آمنوا إن تنصروا الله ينصركم ويثبت أقدامكم
“Hai, orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)
Inilah yang hendak mereka kikis dari kaum muslimin, yaitu iman dan amal shaleh. Musuh-musuh kaum muslimin sadar benar, dan telah membuktikan, bahwa sepanjang sejarah kekuatan kaum muslimin terletak pada keimanan dan tawakkal mereka kepada Allah Ta’ala, yang didukung oleh amal shaleh yang senantiasa mereka jalankan. Dan mereka (musuh-musuh Islam) sadar bahwa selama kaum muslimin berpegang teguh dengan keimanan yang benar dan mengamalkan syari’at yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم, mereka tidak akan mampu menaklukkan kaum muslimin.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah, berkata: “Tatkala kemunafikan, amaliah bid’ah, kemaksiatan -yang semua itu bertentangan dengan ajaran Rasulullah صلی الله عليه وسلم- telah merajalela di masyarakat mereka (dinasti Umawiyyah dan Abbasiyah), maka musuh dapat menguasai mereka, sehingga orang-orang Romawi yang beragamakan Nasrani berani berkali-kali menyerang daerah Syam, dan Al Jazirah, dan akhirnya mereka berhasil menguasai benteng-bentang pertahanan Syam satu demi satu, hingga pada akhir abad keempat mereka berhasil menguasai Baitul Maqdis. Kemudian selang tak berapa lama setelah itu, mereka mengepung kota Damasqus. Dan penduduk Syam kala itu dalam situasi yang sangat buruk, kebanyakan mereka satu dari dua alternatif berikut: orang kafir Nasrani atau orang munafik lagi musyrik. Hingga akhirnya tampillah Nuruddin As Syahid sebagai pemimpin, kemudian ia mengajarkan dan menegakkan ajaran Islam, dan memerangi musuh-musuhnya…..Dan demikian juga halnya kaum muslimin di belahan bumi bagian timur, tatkala mereka menegakkan syari’at Islam, mereka mendapatkan pertolongan dari Allah dalam melawan musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang Turki, India, Cina dan lainnya. Dan tatkala mereka telah melakukan berbagai perlakuannya, berupa amaliah bid’ah, kesyirikan, dan berbagai kemaksiatan, maka orang-orang kafir berhasil menguasai mereka. ….Dan diantara penyebab keberhasilan pasukan Tar-tar masuk ke negri kaum muslimin ialah merajalelanya berbagai amaliah kesyirikan, kemunafikan, dan bid’ah, sampai-sampai Fakhrurrazi menulis bukunya yang mengajarkan peribadatan kepada bintang, berhala, dan metode-metode ilmu sihir, buku itu ia beri nama: “Al Sirr Al Maktum Fi Al Sihr wa Mukhothabah Al Nujum.” (Majmu’ Fatawa, oleh Ibnu Taimiyyah 13/178-182).
Ahlul bid’ah dan orang-orang munafiqin sepanjang sejarah telah menjadi salah satu faktor utama bagi kemunduran dan kekalahan kaum muslimin. Sebagai salah satu contoh pengkhianatan ahlul bid’ah dan kaum munafiqin terhadap kaum muslimin ialah apa yang terjadi pada saat Kaum Tar-tar pada tahun 656 H, menyerang kota Baghdad ibu kota Khilafah Abbasiyah. Pada awalnya mereka merasa gentar dan takut untuk menyerbu kota baghdad, akan tetapi setelah terjadi surat menyurat antara mereka dengan salah seorang pejabat tinggi di khilafah Abbasiyyah yang ia menganut paham syi’ah, yaitu Wazir Muayyiduddin Muhammad bin Ahmad Al Qummy, maka merekapun memberanikan diri untuk menyerbu kota Baghdad, dan akhirnya terjadilah sejarah pilu yang telah panjang lebar di tuturkan oleh para ahli sejarah. (Bagi yang ingin membaca bagaimana kronologi pengkhianatan orang ini kepada kaum muslimin, silahkan baca kitab Al Bidayah wa An Nihayah, karya Imam Ibnu Katsir13/213).
Bahkan sejarah kaum muslimin juga telah membuktikan bahwa orang-orang munafiqun dan ahlul bid’ah telah berhasil melakukan banyak hal yang tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang Nashrani atau Yahudi. Sebagai contohnya, ialah apa yang dilakukan oleh orang-orang Qaramithah (salah satu sekte kebatinan) 5 mereka dibawah pimpinan Abu Thahir Al Qirmith membantai kafilah-kafilah jama’ah haji, merampas seluruh harta perbekalan mereka. Dan yang lebih mengenaskan lagi adalah mereka pada musim haji tahun 317 H menyerang kota Makkah, dan membantai jamaah haji, kemudian membuang mayat-mayat mereka ke sumur Zam-zam, dan ditambah lagi salah seorang dari mereka mencongkel hajar aswad, sambil berkata: “Dimanakah burung Ababil?! Dimanakah bebatuan dari Sijjil?! 6. Lalu mereka membawa pergi Hajar Aswad ke tempat mereka di daerah Bahrain, dan selama 22 tahun Hajar Aswad mereka simpan di negri mereka, sehingga selama itu pula kaum muslimin tidak dapat mencium Hajar Aswad ketika berthawaf mengelilingi Ka’bah, semoga Allah membalas mereka dengan azab yang setimpal, dan menumpas pengikut mereka dimanapun berada. (Al Bidayah wa An Nihayah, oleh Imam Ibnu Katsir 11/172).
Ini adalah tujuan pertama, yaitu JIL mengemban tugas melemahkan kekuatan kaum muslimin, serta menimbulkan perpecahan ditengah-tengah mereka.
Dan Tujuan mereka kedua ialah untuk mengabdi kepada tuan-tuan mereka yang telah mendanai mereka, yaitu kaum salibis, kaum nashara’ guna melicinkan program kristenisasi di bumi Nusantara. Sebab bila setiap orang Islam sudah beranggapan bahwa semua agama adalah sama, maka jalan akan menjadi mulus nan licin dihadapan para misionaris, toh tidak ada bedanya (menurut anggapan JIL) antara Islam dan Nasrani, apalagi ditambah dengan iming-iming materi, sembako, pengobatan, beasiswa dll. Apalagi bagi orang-orang yang silau mata melihat kemajuan IPTEK yang ada pada orang-orang Nasrani, sehingga ia beranggapan bahwa faktor utama yang menjadikan mereka mencapai kemajuan ini adalah karena mereka memiliki kebebasan berfikir, berpendapat, bersikap, dst, tanpa ada campur tangan dari agama mereka.
Dan untuk semakin membuka lebar-lebar jalan pemurtadan bagi kaum misionaris, mereka (JIL) dan dengan mati-matian memperjuangkan bolehnya pernikahan antar agama, wanita muslimah dinikahi oleh lelaki Yahudi atau Nasrani. Hal inilah diantara yang melatar belakangi UAA berkata:
“Larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam sudah tidak relevan lagi.” (Islam Liberal & Fundamental hal. 8 & 248).
Yang semakin menguatkan dugaan saya adalah ucapan UAA yang mengatakan bahwa agama Kristen lebih dewasa bila dibanding agama Islam. Berikut cuplikan dari ucapan UAA:
“Jadi, Islam bukan yang paling benar. Pemahaman serupa, terjadi di Kristen selama berabad-abad. Tidak ada jalan keselamatan di luar gereja. Baru pada 1965 masehi, Gereja katolik di Vatikan merevisi paham ini. Sedangkan Islam yang berusia 1,423 tahun dari hijrah nabi, belum memiliki kedewasaan yang sama seperti Katolik.” (Idem, hal. 247).
Kita semua dapat membayangkan, bila orang awam diajari bahwa semua agama adalah sama, akan tetapi ada yang lebih dewasa, yaitu agama Kristen atau Katolik, tentu proses kritenisasi akan mudah, semudah keluarnya air dari mulut guci.
Tujuan kedua ini, jauh-jauh hari telah dibongkar oleh Al Qur’an:

ولن ترضى عنك اليهود ولا النصارى حتى تتبع ملتهم
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu, hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. Al Baqarah: 120) Dan tujuan ketiga yang mungkin melatar belakangi UAA dan JIL-nya melakukan ini semua ialah rasa tamak terhadap kekayaan dan sensasi semu, sehingga menjadikannya siap untuk menggadaikan apa saja demi mencapai kepentingan dunia ini:

(قال معاذ بن جبل: إن من ورائكم فتنا يكثر فيها المال ويفتح فيها القرآن حتى يأخذه المؤمن والمنافق والرجل والمرأة والصغير والكبير والعبد والحر، فيوشك قائل أن يقول: ما للناس لا يتبعوني وقد قرأت القرآن، ما هم بمتبعي حتى أبتدع لهم غيره، فإياكم وما ابتدع فإن ما ابتدع ضلالة). رواه أبو داود والبيهقي وصححه الحاكم على شرط الشيخين.
“Sahabat Mua’az bin Jabal berkata: Sesungguhnya di masa yang akan datang akan banyak terjadi fitnah dan harta akan melimpah ruah, dan Al Qur’an akan banyak dipelajari orang, sehingga Al Qur’an akan dibaca oleh setiap orang; oleh orang yang beriman dan juga oleh orang munafiq, oleh laki-laki dan juga oleh perempuan, oleh anak kecil dan juga oleh orang dewasa, oleh budak dan juga oleh orang yang merdeka. Dan sebentar lagi akan ada orang yang berkata, ‘Mengapa orang-orang enggan mengikutiku, padahal aku telah mempelajari Al Qur’an. (Sungguh) mereka tidak akan mengikutiku, hingga aku mengadakan untuk mereka hal baru selain (ajaran Al Qur’an).’ (Kemudian Mu’az bin Jabal berwasiat): ‘Berhati-hatilah kamu dari apa yang ia ada-adakan, karena sesungguhnya hal yang ia ada-adakan adalah kesesatan.’” (Riwayat Abu Dawud, Al Baihaqi dan dinyatakan shahih dan selaras dengan persyaratan Bukhari dan Muslim oleh Al Hakim)
Semoga tulisan singkat ini sedikit membantu saudara-saudaraku umat islam dalam mengenali siapa jati diri Ulil Abshar Abdallah dengan JIL-nya. Wallahu a’alam bis shawab.

اللهم ربَّ جبرائيلَ وميكائيلَ وإسرافيلَ فاطَر السَّماواتِ والأرضِ، عالمَ الغيبِ والشَّهادة، أنتَ تحْكُمُ بين عِبَادِك فيما كانوا فيه يَخْتَلِفُون، اهْدِنَا لِمَا اخْتُلِفَ فيه من الحق بإِذْنِكَ؛ إنَّك تَهْدِي من تَشَاء إلى صراط مستقيم. وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعينز والله أعلم بالصَّواب، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.
“Ya Allah, Tuhan malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Dzat Yang telah Menciptakan langit dan bumi, Yang Mengetahui hal yang gaib dan yang nampak, Engkau mengadili antara hamba-hambamu dalam segala yang mereka perselisihkan. Tunjukilah kami –atas izin-Mu- kepada kebenaran dalam setiap hal yang diperselisihkan padanya, sesungguhnya Engkau-lah Yang menunjuki orang yang Engkau kehendaki menuju kepada jalan yang lurus. Shalawat dan salam dari Allah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabatnya. Dan Allah-lah Yang Lebih Mengetahui kebenaran, dan akhir dari setiap doa kami adalah: “segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.”

6 Bila ada yang bertanya: Mengapa Allah tidak menurunkan azab kepada mereka sebagaimana Allah Ta’ala turunkan kepada pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah, padahal keduanya sama-sama menghina Ka’bah? Ibnu Katsir rahimahullah, menjawab pertanyaan ini dengan menukilkan firman Allah:

ولا تحسبن الله غافلا عما يعمل الظالمون إنما يؤخرهم ليوم تشخر فيه الأبصار
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak (yaitu hari qiyamat).” (QS Ibrahim: 42)
Ditambah lagi bila pada zaman Abrahah ia ingin menghinakan Ka’bah karena ingin memalingkan seluruh manusia agar beribadah di gereja yang telah ia bangun di negri Yaman dan meninggalkan Ka’abah, padahal Ka’abah sebentar lagi akan dijadikan sebagai tempat peribadatan penghulu para nabi dan rasul, yaitu Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم, dan agama-agama sebelumnya (Yahudi dan Nashrani) tidak mengagungkannya, sehingga keagungan Ka’abah belum tertanam kokoh di jiwa seluruh umat. Beda halnya dengan kejadian orang-orang Qaramithah, setiap kaum muslimin di penjuru dunia sudah beriman bahwa Ka’abah adalah tempat suci dan merupakan kiblat mereka, sehingga mereka semua yakin dan sadar bahwa perilaku Qaramithah adalah salah satu bentuk kejahatan yang tiada tara. Silahkan baca keterangan beliau dengan sempurna di Al Bidayah wa An Nihayah 11/173-174.

.

 Dibuat oleh SalafiDB http://salafidb.googlepages.com 

BACA JUGA :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar