“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah Al-Qalam.dan Dia memerintahkan untuk menulis tiap-tiap sesuatu yang ada.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la (1/126) dan Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ wash-Shifat (hal. 271) dari jalur Ahmad yang memberitahukan: “Telah bercerita kepadaku Rabah bin Zaid, dari Umar bin Habib, dari Al-Qasim bin Abu Buzzah, dari Sa’id bin Jabir dari Ibnu Abbas secara marfu’ (disandarkan kepada Nabi).
Hadits itu mengisyaratkan kepada apa yang telah menjadi kepercayaan bagi kebanyakan orang bahwa Nur Muhammad adalah sesuatu yang pertama kali Allah ciptakan, padahal kepercayaan semacam itu tidak memiliki dasar yang sah. Sedangkan hadits Abdurrazaq adalah tidak dikenal sanadnya. Dan insya Allah secara khusus kita akan membicarakannya dalam Al-Hadits Adh-Dha’ifah.
Pembahasan Hadits
Hadits ini juga menyanggah orang yang mengatakan bahwa ‘Arsy adalah makhluk yang peratama. Hal ini sama sekali tidak mempunyai dasar nash dari Rasulullah r. Adapun orang yang mengatakannya, seperti Ibnu Taimiyah dan lainnya hanyalah berdasarkan istimbat dan ijtihad. Sebenarnya memakai hadits ini, atau yang semakna dengannya, adalah lebih baik. Karena semua itu merupakan nash dalam masalah ini. Dan sesungguhnya, adalah tidak perlu ada ijtihad mengenai sesuatu yang telah ada nashnya, sebagaimana telah diketahui.
Menakwilkan hadits tersebut, bahwa Al-Qalam diciptakan sesudah ‘Arsy, adalah batil. Penakwilan itu akan sah saja kalau memang ada nash yang mengatakan bahwa ‘Arsy adalah makhluk pertama yang diciptakan sebelum makhluk-makluk lain termasuk Al-Qalam. Tetapi nash seperti itu tidak ada. Sehingga penakwilan semacam itu tidak benar.
Hadits itu menyangkal suatu pendapat yang menyatakan bahwa makhluk-makhluk itu tidak ada permulaannya atau pendapat bahwa tidak ada makhluk melainkan telah didahului oleh makhluk lain, demikian pula pendapat yang mengatakan bahwa tidak suatu makhluk yang tidak memiliki permulaan, dimana tidak mungkin dikatakan “ini makhluk pertama”. Maka hadits ini membatalkan semua pendapat itu dan menetapkan bahwa Al-Qalam adalah makhluk pertama yang diciptakan.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la (1/126) dan Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ wash-Shifat (hal. 271) dari jalur Ahmad yang memberitahukan: “Telah bercerita kepadaku Rabah bin Zaid, dari Umar bin Habib, dari Al-Qasim bin Abu Buzzah, dari Sa’id bin Jabir dari Ibnu Abbas secara marfu’ (disandarkan kepada Nabi).
Hadits itu mengisyaratkan kepada apa yang telah menjadi kepercayaan bagi kebanyakan orang bahwa Nur Muhammad adalah sesuatu yang pertama kali Allah ciptakan, padahal kepercayaan semacam itu tidak memiliki dasar yang sah. Sedangkan hadits Abdurrazaq adalah tidak dikenal sanadnya. Dan insya Allah secara khusus kita akan membicarakannya dalam Al-Hadits Adh-Dha’ifah.
Pembahasan Hadits
Hadits ini juga menyanggah orang yang mengatakan bahwa ‘Arsy adalah makhluk yang peratama. Hal ini sama sekali tidak mempunyai dasar nash dari Rasulullah r. Adapun orang yang mengatakannya, seperti Ibnu Taimiyah dan lainnya hanyalah berdasarkan istimbat dan ijtihad. Sebenarnya memakai hadits ini, atau yang semakna dengannya, adalah lebih baik. Karena semua itu merupakan nash dalam masalah ini. Dan sesungguhnya, adalah tidak perlu ada ijtihad mengenai sesuatu yang telah ada nashnya, sebagaimana telah diketahui.
Menakwilkan hadits tersebut, bahwa Al-Qalam diciptakan sesudah ‘Arsy, adalah batil. Penakwilan itu akan sah saja kalau memang ada nash yang mengatakan bahwa ‘Arsy adalah makhluk pertama yang diciptakan sebelum makhluk-makluk lain termasuk Al-Qalam. Tetapi nash seperti itu tidak ada. Sehingga penakwilan semacam itu tidak benar.
Hadits itu menyangkal suatu pendapat yang menyatakan bahwa makhluk-makhluk itu tidak ada permulaannya atau pendapat bahwa tidak ada makhluk melainkan telah didahului oleh makhluk lain, demikian pula pendapat yang mengatakan bahwa tidak suatu makhluk yang tidak memiliki permulaan, dimana tidak mungkin dikatakan “ini makhluk pertama”. Maka hadits ini membatalkan semua pendapat itu dan menetapkan bahwa Al-Qalam adalah makhluk pertama yang diciptakan.
Sehingga secara pasti tidak ada makhluk lain sebelumnya. Dan kurang tepat apa yanga dikatakan oleh Ibnu Taimiyah dalam menyanggah para filosof, bahwa sesuatu yang baru (makhluk) itu tidak ada permulaan baginya, ini tidak dapat diterima olehlogika. Dalam hal ini para lawannya menuduh bahwa IbnuTaimiyah telah menganggap bahwa makhluk itu qadim dan tidak adap ermulaan baginya.Padahal dipihak lain dia juga menegaskan bahwa tidak ada suatu makhluk melainkan ia didahului oleh‘adam (tidakada). Namun bersamaan denganitu diajuga mengatakan adanya kaitan sesuatu yang baru (hawadits)dengan sesuatu yang tidak memiliki permulaan baginya. Sebagaimana yang dikatakan olehnya dan kawan-kawannya bahwa makhluk itu tidak memiliki pemghabisan (akhir).Pendapat ini jelas tidak bisa diterima.Bahkan bertentangan dengan haditsini, Memang, sesungguhnya berbicara mengenai ilmu kalam dan filsafat adalah berbahaya.Akantetapi benarapa yang diaktakanoleh Ibnu Malik bahwa setiap orang bisa menyanggah dan disanggah, kecuali penghuni kubur ini (Rasulullah).
BACA JUGA :
makasih atas semua sumber informasinya yg bermanfaat, kami tgu artikel selanjutnya
BalasHapusSelaput Dara Buatan
Obat Perangsang
Viagra USA Obat Kuat Pria
Bio Slim Herbal
Obat Mata Herbal
Perangsang Wanita
Obat Perangsang Cair
Perangsang Sex Drops
Semenax Penyubur Sperma
Vagina Tabung
Vagina Center
Boneka Seks Full Body Cantik
Vagina Pinggul
Alat Bantu Sex Pria
Vagina Elektrik
Penis Elektrik
Penis Tempel
Penis Manual
Penggeli Vagina
Penggemuk Badan
Cialis Obat Perkasa
Meizitang Obat Diet Alami
Quick Slim Penurun Berat Badan
Obat Peninggi Grow Up USA
Celana Hernia
Vigrxplus Pembesar Vital
Herbal Slim Peluntur Lemak
Pelangsing Lida
Vakum Penis
Alat Pembesar Penis
Pembesar Payudara
vimax canada Pembesar Penis Alami
wallohualam
BalasHapushanya Alloh swt yang tahu
BalasHapusyang tak sanggup di pikirkan hanya Alloh swt yang tahu
BalasHapus